Pemerintahan Kabupaten Bogor akui masih kesusahan bila DKI Jakarta akan mengalihkan ruangan terbuka hijaunya ke teritori Pucuk.

Kepala Sektor Tata Lingkungan pada Dinas Lingkungan Hidup atau DLH Kabupaten Bogor Rachmat Mulyana menjelaskan, sekarang ini telah kebanyakan bangunan yang berdiri di atas tempat yang seharusya sebagai teritori tutupan di Pucuk. Khususnya bangunan liar yang tidak tercatat.

“Dahulu tahun 2000’an sampai 2012 RTH di Pucuk itu, masih 60 % lebih. Tetapi saat ini, ya sama seperti yang dikatakan tempo hari, turun di bawah 50 %. Ini kan mengisyaratkan, banyak yang tidak peduli,” kata Rachmat di kantornya, Cibinong. Jumat, 12 November 2021.

Staf khusus Sri Mulyani Terangkan Berbeda Tax Amnesty dengan Pengungkapan Suka rela

Menurut Rachmat, bila ruangan terbuka hijau di teritori Pucuk akan dibalikkan optimal, ini tidak dapat ditanggung cuma ke Pemerintahan Kabupaten Bogor saja. Karena, katanya, teritori Pucuk ini mencakup banyak wilayah seperti Cianjur.

“Jika memang HGU kebun teh itu kelak jadi dipasrahkan ke Pemkab Bogor, ini tidak dapat kami. Tetapi semua daerah berkaitan harus turut bersama, mengatur dan membereskan RTH nya. Silahkan bersama kita balikkan RTH Pucuk seperti sebelumnya, jadi teritori serapan air dan kita programkan beberapa langkah mitigasi banjir,” kata Rachmat.

Untuk kembalikan teritori ruangan terbuka hijau menurut Rachmat dengan mengatur bangunan liar dan ilegal. Selanjutnya lakukan reboisasi teritori yang gundul dengan menanam beragam pohon keras dan berakar tunggal. Tanaman dengan akar serabut cuma akan membuat tanah longsor.

“Untuk biopori sama, tidak dapat dilaksanakan di tempat bukit-bukit yang miring atau lereng gunungnya. Malah itu dapat mengakibatkan longsor karena serapan air tidak tertampung,” kata Rachmat.

Awalnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menjelaskan perpindahan pemenuhan ruangan terbuka hijau (RTH) yang diperlukan Jakarta ke daerah Pucuk, Bogor, Jawa Barat, sebagai akibatnya karena keterikatan daerah di antara Jakarta dan wilayah sekelilingnya.

“Berkaitan RTH, bukan hanya di Jakarta tetapi di Bodetabek Punjur, jadi terhitung Pucuk, Bogor, Bekasi, semuanya sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisah dengan Jakarta, harus sama-sama memberikan dukungan, karena itu diperlukan RTH yang semakin banyak serta lebih luas,” kata Riza di Balai Kota Jakarta, Kamis, 12 November 2021 diambil dari Di antara.

Pembangunan RTH di Pucuk, kata Riza, ialah cara yang bisa lebih cepat, murah dan gampang untuk pemerintahan untuk pemenuhan kekurangan 21 % RTH di Jakarta sebagai daerah tangkapan air.

“Ditambah  kami mengetahui, kan, Jakarta ini wilayahnya benar-benar daratan rendah, air kiriman dari beberapa daerah yang semakin tinggi itu dapat ditangani salah satunya meluaskan RTH di teritori hilir, terhitung pembangunan waduk Cimahi dan Ciawi yang semoga tahun akhir ini bisa digunakan,” sebut ia.